PlayList

Rabu, 29 April 2015

Manusia dan Tanggung Jawab

A.  PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
            Tanggung  jawab  menurut  kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya  yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tangung  jawab juga  berarti berbuat  sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
            Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab   karena  ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa  pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.Untukmemperoleh atau meningkatkan  kesadaran  bertanggung  jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan,penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
                                  
B.   MACAM-MACAM  TANGGUNG JAWAB
            Manusia  itu berjuang  memenuhi  keperluannya  sendiri atau untuk keperluan  pihak lain. Untuk  itu ia manghadapi  manusia  lain dalam masyarakat  atau menghadapi  lingkungan  alamo Dalam usahanya  itu manusia juga menuadari  bahwa ada kekuatan  lain yang ikut menentukan yaitu  kekuasaan   Tuhan.
            Dengan  demikian  tanggung  jawab   itu  dapat  dibedakan   menurut keadaan  manusia  atau hubungan  yang dibuatnya.  Atas dasar  ini, lalu dikenal  beberapa jenis tanggung  jawab,  yaitu  :
(a)  Tanggung jawab terhadap diri sendiri
            Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran  setiap orang untuk memenuhi kewajibannya  sendiri dalam mengembangkan  kepribadian  sebagai  manusia pribadi. Dengan demikian  bisa memecahkan  masalah-masalah  kemanusiaan  mengenai  dirinya sendiri. Menurut sifat dasarnya  manusia  adalah makhluk bermoral, tetapi manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan  seorang  pribadi  maka  manusia  mempunyai pendapat  sendiri, perasaan sendiri angan-angan  sendiri. Dalam hal ini manusia tidak luput  dari  kesalahan,  kekeliruan, baik yang  disengaja maupun tidak.

 (b)  Tanggung jawab terhadap keluarga
            Keluarga  merupakan  masyarakat  kecil. Keluarga  terdiri dari suami-istri.  Ayah-Ibu  dan anak-anak.  dan juga  orang lain yang menjadi  anggota keluarga.  Tiap anggota  keluarga  wajib bertanggung jawab  kepada keluarganya. Tanggung jawab  ini menyangkut  nama baik keluarga. Tetapi tanggung  jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan. pendidikan, dan kehidupan.
 (c) Tanggung  jawab terhadap Masyarakat
        Pada hakekatnya  manusia  tidak bisa hidup tanpa bantuan  manusia  lain. Sesuai dengan kedudukannya   sebagai  mahluk  sosial.  Karena  membutuhkan   manusia  lain  maka  ia  hanya berkomunikasi  dengan  manusia  lain  tersebut.
Sehingga  dengan  demikian  manusia di  sini merupakan  anggota masyarakat  yang tentunya mempunyai  mempunyai tanggung jawab  seperti anggota masyarakat  yang lain agar dapat melangsungkan  hidupnya dalam masyarakat  tersebut Wajarlah  apabila segala tingkah laku dan perbuatannya  harus dipertanggung  jawabkan  kepada masyarakat.
 (d). Tanggung jawab  kepada  Bangsa / Negara
            Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu  adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus bertanggung  jawab kepada negara.
 (e). Tanggung jawab terhadap Tuhan
            Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya  manusia mempunyai tanggung jawab Iangsnng ternadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman  Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah  Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya  dilakukan manusia ternadap Tuhan sebagai penciptanya,  bahkan untuk memenuhi tanggung jawabnya, manusia perlu pengorbanan.
C.   PENGABDIAN  DAN PENGORBANAN
(a).  Pengabdian
            Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan  kesetiaan,  cinta, kasih sayang, hormat,  atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan  ikhlas.
            Pengabdian   itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung  jawab. Apabila  orang  bekerja keras  sehari  penuh  untuk mencukupi kebutuhan. hal itu berarti  mengabdi  kepada  keluarga.
            Manusia tidak ada dengan sendirinya,tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti  penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(b).  Pengorbanan
            Pengorbanan  berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan,  sehingga  pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan  kebaktian.  Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih. Suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
            Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian  tentu ada pengorbanan.  Antara sesama kawan, sulit dikatakan pengabdian, karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya. Tetapi  untuk kala pengorbanan dapat juga diterapkan kepada sesama teman.
            Pengorbanan  merupakan  akibat dan pengabdian. Pengorbanan dapat berupa harta benda, pikiran,  perasaan,  bahkan  dapat juga  berupa jiwanya.  Pengorbanan  diserahkan  secara  ikhlas tanpa  pamrih,  tanpa  ada perjanjian,  tanpa  ada transaksi,  kapan  saja diperlukan.


E. TANGGUNG JAWAB MENURUT SAYA

          Menjalani hidup ini dengan sepenuh hati, menjadi seorang khalifah, mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah pribadi yang bermannfaat, tidak selalu menyalahkan orang lain sebagai kambing hitam.

Rabu, 22 April 2015

Manusia Dan Pandangan Hidup

1.   PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan,pedoman,harapan,petunjuk hidup di dunia.pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pengalaman manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup timbul melalui proses lama dan terus menerus,sehingga  hasil pemikiran itu dapat di uji kenyataannya.hasil pemikiran itu dapat di terima oleh akal,sehingga dapat diterima oleh akal.
Pangan hidup banyak sekalli macamnya dan ragamnya.akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
·        Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenarannya
·        Pandangan hidup  yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
·        Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya
Pandangan hidup oada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita,kebajikan,usaha,keyakinan/kepercayaan. cita-cita ialah apa yang diinginkan yang mungkin dapat di dapat dengan usahan dan perjuangan.kebajikan yaitu segala hal yang baik yang membuat manusia makmur,bahagia,damai,tentram.usaha/perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi kepercayaan/keyakinan.keyakinan/kepercayaan dapat diukur dengan kemampuan akall,kemampuan jasmani dan kepercayaan pada tuhan.

2.   CITA-CITA

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ,yang disebut cita-cita adalah keinginan,harapan,tujuan yang selalu ada dalam pikiran.apabila cita-cita tidak mungkin atau belum terpenuhi disebut angan-angan.seseorang dapat mencapai cita-cita hal itu tergantung dari 3 faktor yaitu:
·        Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualias manusiannya, ada orang yang tidak berkemauan sehingga apa yang di cita-citakan hanya khayalan saja.sebaliknya dengan anak yang berkemauan keras ingin mengejar cita-citanya,cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainnya.
·         Faktor kondisi  yang mempengaruhi  tercapainnya cita-cita,pada umumnnya  dapat disebut yang mnenguntungkan dan menghambat.
·         Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor krtiga dalam mencapai cita-cita.ada pepatah mengatakan”bayang-bayang setinggi badan” artinya mencapapai cita-cita dengan kemampuan dirinya,anjuran ini mennybabkan seseorang secara bertahap mendapat apa yang diidam-idamkan.

3.   KEBAJIKAN

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangakan kebaikan pada hakekaatnnya sama dengan perbuatan moral yang sesuai dengan norma agama dan etika.
Manusia adalah pribadi yang utuh yang terdiri dari jiwa dan badan,  jika manusia itu sudah meninggal maka kedua hal tersebut akan terpisah.
Manusia merupakan makhluk sosial, hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong saling menghargai. Sebaliknya pula saling membenci, mencurigai, merugikan dan sebagainya.
Manusia dilengkapi kemampuan jasmani dan rohani dan fasilitas alam sekitarnya.
Kebijakan dapat kita lihat dari 3 segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebahgai masyarakat, manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia dapat menentukan diri sendiri mana yang baik dan mana yang buruk. Baik buruk ditentukan  oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan hati yang mendesak seseorang. Sebab nilai suara hati itu sangat besar dan penying dalam hidup manusia. Suara hati selalu memilih yang baik. Oleh karena itu jika berbuat sesuatu dengan suara hatinya, perbuatan itu akan baik. Sebaliknya perbuatan atau tindakan berlawanan dengan suara hati kita, maka perbuatan atau tindakan akan buruk.
Setiap masyarakat adalah kumpulan pribdi-pribadi, sehingga setiap suara masyarakat pada hakekatnya adalah kumpulan suara hati pribadi-pribadi dalam masyarakat itu.
Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang ada 3 hal yaitu:
·         Faktor pembawaan(heriditas)yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
·         Faktor lingkungan (environment) lingkunngan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir .lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat.
·        Faktor ketiga yang membentuk tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pernah di peroleh.baik pengalaman yang pahit yang bersifat negative maupun pengalaman manis yang bersifat positif.memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai suatu pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.

4.   USAHAN/PERJUANGAN

Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita.setiap manusia harus berkerja keras dalam hidupnya,sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan.apabila manusia ingin kaya ia harus kerja keras apabila manuisa ingin menjadi ilmuwan maka ia harus belajar dan tekun memenuhi semua akademik. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin,melarat dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri.
Dalam agamapun di perintahkan untuk berkerja keras sebagaimana dalam hadist yang diucapakan Nabi besar Muhammad S.A.W yang ditujukan kepada pengikutnnya:”Berkerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya,dan beribadahlah kamu seakan kamu akan mati besok” Allah berfirman dalam Al-Ra’du ayat 11yang artinya:”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum,kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri”. Dari ayat ini manusia perlu berkerja keras untuk mengubah nasib mereka sendiri.
Di dalam negara yang menganut ideologi liberalis, kesadaran individu yang lebih berperan untuk membantu individu lain yang kurang /tidak mampu berkerja keras memperoleh penghasilan yang layak.jika individu tidak punya  kesadaran atau tingkat kesadaran yang rendah  untuk membantu yang lain yang kurang/tidak mampu, maka akan  muncul perjuangan bebas dan persaingan bebas.
Sebaliknya dalam Negara  yang menganut ideologi komunis, negara yang lebih berperan dalam mengatur usaha/perjuangan para waarga negaranya.setiap warga Negara harus tunduk dan patuh pada ketentuan yang ditetapkan Negara,bahkan dengan paksaan dan kekerasan.

5.   KEYAKINAN/KEPERCAYAAN

Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan.Menurut Prof.Dr.Harun Nasution,ada tiga aliran filsafat,yaitu aliran naturalisme,aliran inteletualisme,dan aliran gabungan.

a)     Aliran Naturalism

Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi,kekuatan gaib itu natur dan itu dari tuhan.tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan.natur itulah yang tertinggi.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan teringgi. Manusia adalah mahkluk ciptaan tuhan karena itu manusia mengabdi keapda tuhan berdasarkan ajaran-ajaran tuhan yaitu agama, ajaran agama itu ada 2 macam yaitu:
                                       
 Ajaran agama dogmatis, yang disampaikan oleh Tuhan pada Nabi-nabi. Ajaran agama yang dogmatis bersifat mutlak(absolute), terdapat dalam kitab suci Al-quran dan hadist. Sifatnya tetap tidak berubah-ubah.
                                      
Ajaran agama dari pemuka-pemuka agama,yaitu sebagai hasil pemikiran manusia,sifatnya relative(terbatas).ajaran agama dari pemuka-pemuka termasuk kebudayan,terdapat dalam buku-buku agama yang ditulis oleh pemuka-pemuka agama.sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan perkembangan jaman.

b)     Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika/akal,manusia yang mengutamakan akal dengan akal manusia berpikir.manusia yakin bahwa dengan kekuatan berpikir(akal)kebajikan itu akan didapat dengan sukses.dengan akal diciptakan teknologi,teknologi adalah alat bantu untuk mencapai kebajikan maksimal,walaupun teknologi member akbiat yang bertentangan dengan hati nurani.
Akal berasal dari bahasa arab, artinya kalbu, yang berpusat di hati, sehingga timbul istilah”hati nurani”artinya daya rasa.aliran ini di anut oleh orang barat karna hati nurani mereka tipis yang menonjol adalah akal mereka.
Apabila aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup,maka keyakian manusia itu bermula dari akal. Pandangan ini disebut liberalism, kebebasan akal menimbulkan kebabasan bertingkah laku dan berbuat.


c)     Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan akal.kekuatan gaib yaitu kekuatan yang berasal dari tuhan,percaya pada tuhan sebagai dasra keyakinan.sedangkan akal adalah dasar kebudayaan,yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Apabla aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup,maka akan timbul dua pandangan hidup.apabila keyakinan lebih berat akan logika berpikir sedangkan hati nurani di nomor duakan kekuatan gaib dari tuhan diakui adanya tetapi tidak menentukan dan logika berpikir ditekankan pada logika berpikir kolektif pandangan hidup ini disebut sosialisme.
Apabila dasar keyakinan itu gaib dari tuhan dan akal,kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang,akal dalam arti baik dalam logika berpikir maupun dalam hati nurani,logika berpikir baik secara individual maupun kolektif secara pandangan hidup ini disebut sosialisme-religius.

6. ARTI MAKNA HIDUP

                 Hidup ini hanya sementara, tapi bukan semata-mata kita menjalankan ini dengan tidak berbuat apa, terus melakukan hal yang positif dan beribadah adalah kuncinya. Allah SWT menuntut kita untuk terus beribadah dan berusaha, karena kita semua adalah makhluknNya, dan kita akan kembali padaNya. Nothing last forever !.

      ( Chefi Setiawan )

7. USAHA MENGGAPAI CITA-CITA

                 Setiap manusia memiliki cita-cita yang sangat berbeda-beda, namun apakah manusia bisa mencapainya?. Sesungguhnya manusia pasti bisa mencapainya, tidak ada yang tidak mungkin, ada beberapa hal dari saya untuk bisa meraih cita-cita. Kita harus mengenali potensi dari diri kita, kemudian usaha semaksimal mungkin, selalu berdoalah kepada Tuhan agar diberikan  kemudahan, bacalah buku motivasi bila perlu, karena bertujuan membangkitkan semangat kita. Ingat, ketika kita sedang berada di puncak keberhasilan cita-cita kita, tetaplah rendah hati, bersyukurlah pada Tuhan, dan berterimakasihlah kepada orang sekitar, yang telah membantu anda meraih cita-cita.

     
      ( Chefi Setiawan )

Kamis, 09 April 2015

Manusia Dan Keadilan




  A.   Definisi dan Makna Keadilan

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

  B.   Keadilan Sosial

Sila kelima Pancasila berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidakadilan setiap hari.
Keadilan sosial mengandung arti memelihara hak-hak individu dan memberikan hak-haknya kepada setiap orang yang berhak menerima karena manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa berdiri sendiri dalam memenuhi segala kebutuhannya.

  C.   Macam-Macam Keadilan

a)     Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

b)    Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.


 D.    Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-erbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur lebih baik daripada orang pandai yang lancang.
Secara etimologi, jujur merupakan lawan kata dusta. Dalam bahasa Arab diungkapkan dengan "Ash-Shidqu" sedangkan "Ash-Shiddiq" adalah orang yang selalu bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kejujuran adalah akhlak terpuji. Seseorang dikatakan jujur apabila dia menyatakan kebenaran sesuai dengan fakta yang ada tanpa menambah dan menguranginya. Jujur harus menjadi akhlak dalam perkataan dan tindakan, termasuk isyarat tangan dan menggelengkan kepala. Terkadang diam pun bisa termasuk bagian dari ungkapan kejujuran. (sumber : http://lutfichakim.com)

 E. Kecurangan

Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusian menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apa pun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih pula mengumpulkan harta dengan cara yang curang. Hal semacam itu salam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

 F.      Pemulihan Nama Baik

Nama baik merupakan suatu pencapaian atau tujuan utama orang hidup. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya baik atau tidak tercemar nama baiknya. Lebih-lebih jika dia menjadi teladan bagi orang atau tetangga di sekitarnya adalah suatu kebangganan batin yang tidak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungan nya dengan tingkah laku atau perbuatan. Baik atau tidaknya nama kita bergantung kepada diri kita sendiri menyikapi dan menjalani kehidupan kita bersosialisai atau bermasyarakat di sekitar kita.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

  G     Pembalasan

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.