1. Keindahan
A. Definisi
Kata keindahan berasal dari kata indah,artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek, dan sebagainya.Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keindahan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi,dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan juga
bersifat universal,artinya tidak terikat oleh selera
perseorangan,waktu dan tempat,selera mode,kedaerahan atau lokal.
B. Perbedaan Keindahan
sebagai Kualitas Abstrak dan Sebagai Benda Tertentu Yang Indah
Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality)
menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang
pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan
tidak sesuai dengan realita. Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan
suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif
dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut
berdasarkan apa yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda
tertentu yang indah adalah keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan nilai
yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini
adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah
diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda:
Secara alami : Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang
merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
Buatan tangan : Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai
oleh manusia.
Menurut cakupan orang harus membedakan antara keindahan sebagai suatu
kwalita yang abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Dalam
pembatasan filsafah kedua pengertian itu kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni :
a) keindahan dalam
arti yang luas.
b) keindahan dalam
arti estetis murni.
c) keindahan dalam
arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Sumber : http://hendrowidodo46.blogspot.com
C. Nilai Estetika
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas
bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya.
Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari
nilai-nilai sensorik yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen
dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.
Nilai estestik adalah semata-mata
suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,
karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri.
Tentang nilai itu ada yang membedakan
antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai
perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah
nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.
D. Perbedaan
Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik.
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda
sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory
value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi,
bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut
nilai ekstrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai
suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan
puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu
disebut nilai intrinsik .
E. Komteplasi
dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan
dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan
keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan,
menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya
seni juga berbeda-beda.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk
memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa
terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh
kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan
bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari
keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Sumber : http://djuriatun.blogspot.com
2. Teori Renungan
Renungan berasal dari kata renung:
artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan
seni ada beberapa teori. teori-teori itu ialah: teori pengungkapan, teori
metafisik dan teori psikologik.
a) Teori
Pengungkapan
Seni adalah suatu pengungkapan dari
perasaan manusia, expression adalah sama dengan intuition.dan intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal
individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
b) Teori
Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisik
merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya
tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati,konsep keindahan dan teori
seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation
theory).
c) Teori Psikologis
Teori psikologis dari para filsuf
yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide
tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau
abstrak dan spekulatif. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori
bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar
dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung
atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari kinginan-keinginan itu.
3. Teori
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi
dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata
cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,ukuran dan
seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalnya
,orang berpakain harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah.
Dalam keindahan ini sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kulitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal.
Kualita yang paling sering disebut kesatuan (unity). Keselarasan (harmony),
kesengtakupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast).
Filsuf Ingris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan
dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan
inderawi kita (beauti is untiy of formal realition among our sence-perception).
a. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis
besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori
obyektif dan teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya trdapat dalam alam pikiran orang yang mengamati
benda tersebut.
Pendukung teori obyektif adalah
Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah
Henry Home, Earlof Shafessbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa
keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita)
yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan,terlepas dari
orang yang mengamatinya.
b. TEORI
PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan
sebagai suatu kualita dari benda-benda: Kwalita yang menyebabkan sesuatu benda
disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan
yang bertahan sejak abad 5 sebelum Masehi sampai abad 17 di Eropa.
Teori
perimbangan berlaku dari abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke-17 masehi
selama 22 abad.Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan
aliran-aliran termasuk dalam seni. Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang
menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda.
4. Pendapat Mengenai Keindahan Sekitar
Menurut saya keindahan itu dihasilkan dari kontemplasi
dan ekstansi manusia, yang dapat menciptakan sesuatu dan menyatakan sesuatu
yang sifatnya indah. Setiap orang memiliki pendapat tersendiri dalam menilai
sesuatu. Ada yang merasa bersyukur, ada juga yang tidak. Menurut saya suatu
keindahan yang diciptakan oleh manusia selalu mendapatkan nilai “seimbang”,
bahkan selalu dinyatakan secara kuantitas dan kualitas. Lain halnya dengan
keindahan yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, yang selalu bernilai “Sempurna”
dan tidak bisa dinyatakan secara kualitas atau kuantitas dimata umatnya.
Chefi Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar