PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
A. Pendahuluan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu
sebelumnya Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan
faktor alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi
ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan
migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi
karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain
itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja.
Dari hasil sensus penduduk tahun 2010 jumlah
penduduk Indonesia adalah 289,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara
terbesar ke tiga di antara negara-negara yang sedang berkembang setelah Cina
dan India.Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1990 maka akan terlihat
peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil
proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 315,3
juta jiwa. Bila dilihat dari luas wilayah pada peta penyebaran penduduknya
terlihat tidak merata di 34 propinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun
1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya
7% dari luas wilayah Indonesia. Dilain pulau, Kalimantan yang luas wilayahnya
hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya. Kondisi tersebut menunjukan
bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan upaya
pemerataan dan upaya tersebut telah dilaksanakan melalui program transmigrasi
dan gerakan kembali ke Desa.
B.
Landasan Perkembangan Penduduk Di Indonesia
Penduduk adalah orang
atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang
tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat
tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
v Penduduk asli :
orang yang menetap sejak lahir.
v Penduduk pendatang : orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain.
v Penduduk sementara : orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah
ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain.
v Tamu :
orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa
hari dan akan kembali ke tempat asalnya.
Yang mendasari
perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan
anaknya yang masih muda, dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung
oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena faktor – faktor tersebut
tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali
dalam perkembangannya. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak
terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas,
gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya.
Banyaknya rumah yang
lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu,
50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.
C.
Pertumbuhan
Penduduk dan Lingkungan Pemukiman
Lingkungan Pemukiman Penduduk |
Sensus Penduduk 2000 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk perkotaan di Indonesia telah mencapai lebih dari 85 juta jiwa, dengan
laju kenaikan sebesar 4,40 persen per tahun selama kurun 1990-2000. Jumlah itu
kira-kira hampir 42 persen dari total jumlah penduduk.
Mengikuti
kecenderungan tersebut, dewasa ini (2015) diperkirakan bahwa jumlah penduduk
perkotaan telah melampaui 100 juta jiwa, dan kini hampir setengah jumlah
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perkotaan. Hal ini tentu saja berdampak
sangat luas pada upaya perencanaan dan pengelolaan pembangunan wilayah
perkotaan, termasuk pula lingkungan pemukiman perkotaan yang ikut bertambah
populasinya.
Meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan dapat berarti bahwa
penduduk berbondong-bondong pindah dari perdesaan ke perkotaan, atau dengan
kata lain penduduk melakukan urbanisasi.
Secara
demografis sumber pertumbuhan penduduk perkotaan adalah pertambahan penduduk
alamiah, yaitu jumlah orang yang lahir dikurangi jumlah yang meninggal; migrasi
penduduk khususnya dari wilayah perdesaan (rural) ke wilayah perkotaan (urban),
serta reklasifikasi, yaitu perubahan status suatu desa (lokalitas), dari
lokalitas rural menjadi lokalitas urban, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
dalam Sensus oleh Badan Pusat Statistik.
Tingkat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali telah mengakibatkan
munculnya kawasan-kawasan permukiman kumuh dan squatter (permukiman liar).
Untuk mencapai upaya penanganan yang berkelanjutan tersebut, diperlukan
penajaman tentang kriteria permukiman kumuh dan squatter dengan memperhatikan
kondisi sosial ekonomi masyarakat serta lingkungannya. Pemahaman yang
komprehensif kriteria tersebut akan memudahkan perumusan kebijakan penanganan
serta penentuan indikator keberhasilannya.
D.
Pertumbuhan
Penduduk dan Tingkat Pendidikan
Negara Indonesia merupakan
negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam
segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun
tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam
bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas
daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung
untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan
menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan
antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin.
Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai
pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena :
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah
rendah.
2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang
dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia
rendah sehingga belum dapat memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya
sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya penguasaan teknologi, sehingga harus
mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana
keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan
tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan
sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak
mampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak
fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat dalam memperbaikinya.
Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya
pembangunan.
E.
Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang
Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang
sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal,
atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk
organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk
pengembangan pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi,
menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk
memenuhi keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Masyarakat akan mendapatkan kesehatan yang rugi yang rugi apabila menghadapi
unsur-unsur lingkungan yang tidak ramah seperti binatang-binatang mikro,
bahan-bahan beracun, musuh bersenjata atau supir-supir yang mabuk.
Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan.
F.
Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
suatu wilayah yang dikarenakan bertambahnya angka kelahiran maupun berkurangnya
jumlah penduduk yang dikarenakan angka kematian bertambah,perpindahan penduduk
dari suatu daerah ke daerah lain atau ke tempat lain seperti migrasi,
transmigrasi dsb.
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat akan
mengakibatkan kebutuhan jasmani lebih banyak lagi, terutama dalam bentuk
kebutuhan pokok yaitu makanan, jika kebutuhan pokok ini tidak terpenuhi maka
akan mengakibatkan kelaparan. Jika kita melihat keadaan yang sebenarnya di negara
kita masih banyak orang yang kelaparan, ini semua Karena faktor ekonomi, faktor
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat.
Dalam hal ini pemerintah haruslah menyediakan
produksi pangan yang harus mencukupi, untuk menjaga kekurangan pangan jika
sewaktu-waktu, dunia mengalami krisis pangan, pemerintah harus memberikan
bantuan kepada masyarakat yang tidak mampu, dan terpenting pemerintah harus
meningkatkan pendidikan pertanian supaya dalam bidang pertanian kita tidak
mangalami penurunan, misalnya terciptanya varietas baru, yang dapat membatu
peningkatan hasil pertanian menjadi dua kali lipat, dan pemerintah haruslah
menstabilkan perekonomian dibidang pertanian misalnya harga pupuk, kompos,
pestisida. Jika pemerintah menaikkan harga kebutuhan pertanian tersebut maka
petani-petani dinegara kita akan merasa rugi dalam arti tidak mendapat hasil
yang lebih memuaskan.
G. Kemiskinan dan Keterbelakangan
Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mendorong
pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan hingga pendidikan. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan
tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari homogen menjadi
kompleks.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor
yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan maalah penduduk
khususnya. Karena disamping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk
juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara
bahkan dunia.
Dengan bertambahnya penduduk berarti pula harus
bertambah pula persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah
gedung sekolah dan sebagainya.
Disamping itu apabila pertambahan penduduk tidak
dapat diimbangi dengan pertambahan fasilitas di atas akan menimbulkan
masalah-masalah. Misalnya akan bertambah tingginya angka pengangguran, semakin
meningkatnya tingkat kemiskinan, banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung
sehingga timbulnya berbagai kejahatan atau kriminalitas.
Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara
yang sedang berkembang ialah kemiskinan serta keterbelakangan. Kemiskinan dan
keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu
melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative
terhadap lingkungan.
Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya
satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan
satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian
keterbelakangan.
Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin
sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan
alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya.
Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari
empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang
dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang
disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah
global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif,
sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
v Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
v Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal
ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang
ekonomi.
v Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Referensi
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar